Kamis, 11 Juni 2015

(F)antasi & (D)estinasi

selamat subuh gaes,
maaf mengganggu tidur nyenyak kalian, mungkin saat ini kalian masih menikmati mimpi indah kalian, mungkin juga kalian ada yang menikmati mimpi sampai basah *(jangan ngeres dulu, yang di maksud ngiler), tapi ada hal yang di kepala gue dari kemarin yang harus gue keluarin secara paksa, biar agak tenangan dikit sih maksudnya.

oke,
mungkin gue hanya perlu mengulang beberapa, melupakan beberapa, dan menambahkan beberapa hal di kehidupan gue sekarang. ada saat dimana gue ngerasa sesuatu yang pernah ada terus hilang, itu muncul lagi tapi masih samar. gue cuma bingung dan mulai bingung dan sampai kebingungan sama perasaan ini. alaminya seorang manusia akan memiliki respon setelah melihat sebuah objek. tapi kali ini teori gue itu ga bekerja sama apa yang gue alami. gue menerima respon dari diri gue sendiri setelah gue menjalin kontak pada objek yang gue sendiri belum tau bentuknya seperti apa.

haaah,
mungkin cukup melabilkan, tapi namanya juga perasaan bro, beda sama perasan jeruk. untuk di kategorikan galau, gue menyangkal mengalami itu, karena saat ini gue masih baek - baek aja, ga kayak abg labil yang gonta ganti status ga jelas, ngerubah poto profil hitam, ngerubah nick name jadi titik, terus muterin lagu lagu cinta yang liriknya aja juga kadang ga jelas. gue bukan sedang melakukan itu, hanya saja gue enggan untuk mengakui gue suka. karena gue bakal bercerita tentang destinasi dan fantasi,

d = dunia,
(d) adalah (d)unia, tempat tertapaknya kaki dengan tanah, jika (d) adalah (d)unia yang menampung berbagai ciptaan tuhan dan bertahan walau mulai tersakitkan dan tak terdengar berteriak kesakitan, maka (d) akan merasa suatu hari dimana semuanya menua dan terlihat batas untuk berakhir, karena (d) akan berhijrah untuk (d) dalam sebuah (D)estinasi yang baru dan memilih untuk berlabuh.

f = firasat.
(f) belum seperti yang diri ini ingin, karena (f)irasat memaksa jiwa untuk menunggu, bertiti dalam nantian dan berdiri sendiri dalam pijakan bertaman halaman sepi. (f) masih saja menjadi (f)irasat dalam hati yang belum kuat, yang sekali lagi maksa diri harus menanti. meski diri harus menanti hingga (f)irasat ini terbenahi dan tampak seperti fajar matahari, akan tetap ada cerita selama hati menunggu "ku" untuk sebuah (f)irasat, berharap dalam doa mengubah (f)irasat jadi hal mengagumkan seperti menciptakan (F)antasi dalam malam hingga langit yang lelah membuat hitam awan. dan mengobati luka bekas tertusuk dalam anak panah kecewa.

"aku" ingin menjadi satu dalam kehidupan, agar menjelajah dalam (D)estinasi  untuk mencari sebuah (F)antasi, dan mencoba membuatnya agar tak mudah pudar dan menjadi (D)estinasi penuh (F)antasi yang membawa ku lepas, tersenyum, berhenti untuk melamun. memeluk dan berhenti mengecap diri harus sendiri, berharap (F)antasi yang nyata dari (d)unia ini.

dan gue masih bercerita, tentang harap dan semoga.
semoga ini membantu tidur gue malam ini.

selamat subuh gaes.....

koloni kata (sebatas teman di punggung)

selamat siang gaes, belakangan ini aku iseng banget buat ngucap 'gaes' mungkin karna faktor dosen yang suka bilang 'gaes' s...